Pendidikan adalah kebutuhan setiap orang. Pendidikan terus berubah seiring dengan perkembangan zaman. Pastinya, pendidikan merupakan salah satu pondasi utama untuk membentuk kepribadian seseorang didalam kehidupannya baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan sosial masyarakat. Pendidikan itu cakupannya sangat luas karena pendidikan tidak mengenal usia maupun jenis kelamin, apalagi terpaut dengan derajat seseorang dilingkungan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan harus diperoleh oleh setiap orang entah dari manapun asalnya sejak dilahirkan sampai tutup usianya.
Berbicara mengenai pendidikan, tentu walaupun tidak hanya terjadi pada lingkungan lembaga sekolah, di rumah atau di jalan misalnya, namun pendidikan memang identik dengan sebuah lembaga formal yang disebut sekolah. Sekolah merupakan tempat khusus yang dinyatakan tempat dididiknya seseorang yang dalam konteks ini disebut dengan siswa. Memang, semua sekolah pasti bertujuan untuk memberikan pendidikan semaksimal mungkin kepada para siswa didikannya agar dapat menjadi seperti yang diharapkan oleh orang tua maupun dirinya. Namun pada kenyataannya sangatlah jelas terlihat kesenjangan antara sekolah satu dengan sekolah lainnya. Hal ini sangat lumrah terjadi apalagi dizaman yang multi dimensi ini karena jelas pendidikan tidak hanya soal hubungan antara seorang siswa dengan guru, tetapi saat ini tergantung juga dengan fasilitas dan metode yang dipakai oleh masing-masing sekolah dalam memberikan pendidikan kepada siswa.
Sebagai orang tua, tentu menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan yang terbaik. Pada umumnya, dimasa sekarang ini memiliki anak yang soleh / solehah memang menjadi sebuah keinginan utama bagi para orang tua karena “virus” anak kini kian merajalela yang dapat mengubah kepribadian seseorang hanya dengan menggunakan media internet maupun media elektronik lainnya. Oleh sebab itu, kepintaran bukan lagi menjadi hal utama, tetapi kepribadian yang baik kini menjadi cita-cita para orang tua terhadap anak-anaknya.
Para orang tua sekarang harus semakin pintar dan bijak dalam memilih tempat anak-anaknya sekolah, karena mengingat banyaknya tantangan dan “virus” bagi anak-anak yang setiap saat dapat mempengaruhi mereka. Berikut ini penulis akan menyampaikan beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam memilih sekolah untuk para putra-putrinya :
- Sekolah bernuansa Agamis
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa anak yang soleh / solehah merupakan dambaan bagi para orang tua ditengah hingar bingarnya zaman saat ini. Untuk mendapatkan itu, tentu dibutuhkan tempat yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama yang sudah jelas memiliki esensi ketuhanan yang kuat sehingga dapat menjadi pondasi kuat bagi kepribadiannya kelak dimasa yang akan datang karena tahu akan hakikat kehidupan dan hakikat hidup sesuai dengan syariat ajaran agama yang diajarkan. Selain itu, agama adalah doktrin yang mengandung unsur kebaikan dan sifatnya sangat kuat dan kental sehingga akan terpatri dalam diri siswa itu sendiri.
2. Sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan
Pendidikan bukan hanya tentang isi buku yang disampaikan kepada murid, namun bagaimana mengaplikasikan ilmu walaupun ilmu yang sangat sederhana dalam kehidupan nyata. Contoh hal kecil misalnya tentang bagaimana seorang siswa harus mengucap salam ketika bertemu orang tua / guru. Hal ini merupakan unsur pendidikan dan memiliki kualitas nilai yang sangat tinggi. Selain itu dalam hal mendidik siswa terkadang bagi sebagian orang awam bahwa tindakan keras dan kasar adalah pendidikan terbaik bagi siswa, padahal tidak selamanya itu benar, justru terkadang tindakan itu dapat menjadi sebuah doktrin yang akan ia terapkan dalam kehidupannya nanti.
3. Sekolah yang selalu siap berkomunikasi dengan orang tua / wali murid
Sangat salut jika ada sekolah yang selalu intens menyampaikan perkembangan siswa-siswinya kepada orang tua tentang kemajuan maupun kemunduran dari hasil belajar siswa walaupun dalam bentuk short massage servis (sms) karena jika demikian itu adalah ciri dari sekolah yang sangat serius dalam mendidik siswa-siswinya.
3. Sekolah yang peka terhadap hal-hal yang kecil
Saya salut jika mengunjungi sebuah sekolah yang tidak ditemukan satu sampahpun terlihat selain pada tong sampah, karena itu tanda bahwa sekolah tersebut betul-betul teliti dalam aspek yang boleh disebut kecil itu. Namun secara logika, yang kecil saja diperhatikan apalagi hal yang besar? betul tidak?
4. Sekolah yang tidak gratis
Secara pribadi saya kurang setuju dengan adanya sekolah gratis. Lebih baik tetap ada biaya walaupun sifatnya semampunya orang tua karena dengan gratis, dikhawatirkan terjadi ketidakseriusan dalam bersekolah karena merasa tidak ada hal yang dikorbankan. Selain itu ada efek-efek yang dikhawatirkan menjadi permasalahan susulan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran seperti misalnya kurang maksimalnya KBM karena kurang lengkapnya fasilitas dsb. Namun secara pribadipun penulis tidak setuju dengan adanya pembatasan siswa yang betul-betul ingin sekolah disekolah bagus namun tersendat karena faktor biaya padahal memiliki semangat dan potensi yang besar untuk berprestasi.
Demikian atrikel ini dibuat semoga bermanfaat!